Cari Blog Ini

Entri yang Diunggulkan

Membedah Capaian Pembelajaran Terbaru di Indonesia CP BSKAP 2025

Membangun Fondasi Masa Depan: Membedah Capaian Pembelajaran Terbaru di Indonesia Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga jenjang pendidika...

Kamis, 17 Juli 2025

Posted by IGI Kota Bandung in | Juli 17, 2025 No comments

Membangun Fondasi Masa Depan: Membedah Capaian Pembelajaran Terbaru di Indonesia

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga jenjang pendidikan menengah di Indonesia kini mengusung sebuah visi yang holistik dan komprehensif melalui implementasi "Capaian Pembelajaran". Dokumen ini dirancang untuk memastikan bahwa setiap anak memiliki bekal yang kuat untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat, siap menghadapi tantangan zaman, dan berkontribusi secara positif bagi masyarakat.

Fase Fondasi: Lebih dari Sekadar Calistung

Capaian Pembelajaran di PAUD, atau yang dikenal sebagai fase fondasi, disusun dengan rasional yang mendalam. Pertama dan utama, fase ini bertujuan untuk menghilangkan miskonsepsi bahwa kemampuan calistung (membaca-menulis-berhitung) adalah satu-satunya indikator keberhasilan belajar pada anak usia dini. Literasi, misalnya, tidak hanya sebatas membaca dan menulis, tetapi juga mencakup kemampuan bertutur, pengetahuan latar, perbendaharaan kosakata, kesadaran fonemik, dan kesadaran cetak.

Lebih lanjut, kemampuan fondasi yang perlu dibangun pada anak usia dini mencakup beragam aspek perkembangan secara utuh, antara lain:

  • Mengenal nilai agama dan budi pekerti.
  • Kematangan emosi yang cukup untuk berkegiatan di lingkungan belajar.
  • Keterampilan sosial dan bahasa yang memadai untuk berinteraksi sehat.
  • Pemaknaan terhadap belajar yang positif.
  • Pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri yang memadai untuk berpartisipasi mandiri di sekolah.
  • Kematangan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar.

Kemampuan fondasi ini juga selaras dengan Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif (PAUD HI). Penting ditekankan bahwa "bermain adalah belajar" di PAUD, menegaskan bahwa pembelajaran terjadi melalui aktivitas yang menyenangkan dan alami bagi anak.

Delapan Dimensi Profil Lulusan: Pilar Pembentukan Karakter

Seluruh rancangan Capaian Pembelajaran, dari PAUD hingga jenjang pendidikan lanjutan, secara konsisten mengarahkan pada pembentukan Delapan Dimensi Profil Lulusan. Dimensi ini adalah kompetensi utuh yang diharapkan dimiliki setiap murid setelah menyelesaikan pendidikan. Kedelapan dimensi tersebut adalah:

  1. Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Kewargaan.
  3. Penalaran Kritis.
  4. Kreativitas.
  5. Kolaborasi.
  6. Kemandirian.
  7. Kesehatan.
  8. Komunikasi.

Dimensi-dimensi ini ditekankan sebagai bagian integral dari setiap mata pelajaran, menunjukkan komitmen terhadap pengembangan karakter dan keterampilan hidup yang menyeluruh.

Mata Pelajaran Kunci dan Pendekatan Pembelajaran

Kurikulum ini tidak hanya merinci tujuan umum, tetapi juga menetapkan capaian pembelajaran spesifik untuk berbagai mata pelajaran, baik umum maupun kejuruan.

  • Bahasa Indonesia: Diakui secara internasional dan berfungsi sebagai simbol identitas dan pemersatu bangsa. Mata pelajaran ini tidak hanya mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara kritis dan kreatif, tetapi juga mengukuhkan identitas nasional dan multilingualisme. Pendekatan pembelajaran mendalam dan pedagogi genre menjadi inti dalam pengajarannya.
  • Bahasa Inggris: Sebagai bahasa global, penguasaannya memberikan murid kesempatan untuk berkomunikasi lintas budaya dan memperoleh pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan di dunia yang beragam. Pembelajaran Bahasa Inggris dimulai dari Fase B di SD, setelah fondasi literasi Bahasa Indonesia terbentuk kuat.
  • Informatika: Berfungsi untuk membekali murid dengan berpikir komputasional dan kecakapan digital. Ini bertujuan menjadikan murid sebagai "warga digital berbudaya dan beradab" yang produktif. Pembelajaran bisa dilakukan tanpa komputer (unplugged) maupun dengan komputer (plugged).
  • Seni (Musik, Rupa, Tari, Teater): Memainkan peran krusial dalam mengembangkan daya imajinasi, kreativitas, dan kepekaan rasa. Pembelajaran seni diharapkan membentuk manusia yang kreatif, memiliki apresiasi estetis, menghargai keberagaman global, dan sejahtera secara psikologis.
  • Mata Pelajaran Kejuruan (SMK/MAK): Berbagai mata pelajaran kejuruan, seperti Teknik Perawatan Gedung, Agribisnis, dan Pengembangan Perangkat Lunak, secara konsisten menekankan pada:
    • Wawasan Dunia Kerja: Membekali murid dengan pemahaman tentang profesi, peluang usaha (termasuk technopreneur atau agripreneur), perkembangan industri, dan isu-isu global yang relevan dengan bidangnya [e.g., 369, 471, 516, 617, 777].
    • Kecakapan Kerja Dasar (Basic Job Skills): Fokus pada aplikasi praktis, penggunaan alat dan teknologi sesuai standar operasional prosedur (SOP), serta pentingnya K3LH (Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Lingkungan Hidup) [e.g., 372, 474, 520, 625, 779].
    • Penyelesaian Masalah dan Adaptasi: Murid dilatih untuk berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif dalam menghadapi masalah, serta adaptif terhadap perubahan teknologi dan situasi kerja [e.g., 375, 443, 602, 638, 732].

Pendekatan pembelajaran yang digunakan sangat bervariasi dan fleksibel, termasuk pembelajaran mendalam, berbasis teks, berbasis proyek, berbasis masalah, berbasis inkuiri, dan model teaching factory. Ini menunjukkan komitmen untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna, kontekstual, dan menyenangkan bagi murid.

Menuju Pelajar Sepanjang Hayat

Secara keseluruhan, Capaian Pembelajaran ini dirancang untuk memastikan murid memiliki fondasi yang kokoh dalam berpikir kritis, kreatif, dan beragam kemampuan serta pemahaman dasar lainnya. Dengan bekal ini, murid akan memiliki persiapan yang memadai untuk menjadi pelajar sepanjang hayat dan mampu menjalani kehidupan dengan lebih baik. Ini adalah sebuah langkah progresif dalam sistem pendidikan Indonesia untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berkarakter kuat dan siap menghadapi masa depan.

CP BSKAP 2025

CP Breakdown Masing-masing Mapel

Posted by IGI Kota Bandung in | Juli 17, 2025 No comments

Mengenal Lebih Dalam Tes Kemampuan Akademik (TKA) 2025: Panduan Lengkap untuk Murid dan Satuan Pendidikan

Tes Kemampuan Akademik (TKA) adalah kebijakan nasional yang dirancang untuk menyediakan penilaian terstandar yang objektif dan terukur secara nasional mengenai pemenuhan standar kemampuan akademik bagi murid. Pedoman penyelenggaraan TKA ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia Nomor 95/M/2025 dan mulai berlaku pada tanggal 11 Juli 2025.

TKA berfungsi sebagai acuan bagi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Agama, pemerintah daerah, satuan pendidikan, dan murid dalam melaksanakannya. Tujuannya adalah untuk memastikan pelaksanaan yang objektif, transparan, akuntabel, dan terstandar.

Mengapa TKA Penting?

Penyelenggaraan TKA dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan pelaporan capaian akademik individu murid dari penilaian yang terstandar. Dalam beberapa tahun terakhir, tidak tersedianya laporan terstandar ini menimbulkan masalah, terutama dalam proses seleksi yang didasarkan pada data dari hasil penilaian masing-masing satuan pendidikan (misalnya rapor). Ini karena penilaian satuan pendidikan belum terstandar, sehingga nilai yang sama dari sekolah yang berbeda belum tentu mencerminkan tingkat penguasaan akademik yang setara, yang berpotensi merugikan murid dari satuan pendidikan dengan standar lebih tinggi.

TKA hadir sebagai solusi untuk menyediakan skor yang relatif lebih dapat dibandingkan antar satuan pendidikan, menjadikannya instrumen seleksi akademik yang lebih adil. Selain itu, TKA juga merupakan bagian dari upaya pengendalian dan penjaminan mutu pendidikan, serta pengakuan hasil belajar bagi murid dari jalur pendidikan nonformal dan informal. Penting untuk diingat bahwa TKA bukanlah evaluasi untuk menentukan kelulusan murid; penentuan kelulusan tetap menjadi kewenangan pendidik dan satuan pendidikan.

Siapa Peserta TKA?

TKA dapat diikuti oleh murid dari jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal yang memiliki Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) valid dan aktif. Persyaratan peserta TKA meliputi:

  • Kelas 6 SD/MI/Paket A/PKPPS Ula sederajat pada semester terakhir, dengan laporan hasil belajar kelas V dan semester gasal kelas VI.
  • Kelas 9 SMP/MTs/Paket B/PKPPS Wustha sederajat pada semester terakhir, dengan laporan hasil belajar setiap tingkatan kelas.
  • Kelas 12 SMA/MA/Paket C/PKPPS Ulya sederajat dan SMK/MAK program 3 tahun, pada semester terakhir, dengan laporan hasil belajar dari kelas 10 semester gasal hingga kelas 11 semester genap.
  • Kelas 13 SMK program 4 tahun, dengan laporan hasil belajar dari kelas 10 semester gasal hingga kelas 12 semester genap.
  • Murid berkebutuhan khusus dapat mengikuti TKA selama tidak memiliki hambatan intelektual.

Bagaimana Mekanisme Pendaftaran Peserta TKA?

Proses pendaftaran TKA melibatkan beberapa langkah yang dikoordinasikan oleh satuan pendidikan dan berbagai tingkat penyelenggara:

  1. Murid mendaftarkan diri dengan mengisi dan menyerahkan Surat Pernyataan Keikutsertaan TKA yang ditandatangani orang tua/wali ke satuan pendidikan. Untuk jenjang SMA/MA/Paket C/sederajat dan SMK/MAK, surat ini juga mencantumkan mata uji pilihan.
  2. Murid menyerahkan pas foto terbaru (6 bulan terakhir) dalam bentuk dokumen digital ke satuan pendidikan.
  3. Operator satuan pendidikan melakukan pendaftaran calon peserta TKA.
  4. Dinas pendidikan dan kantor kementerian agama menerbitkan Daftar Nominasi Sementara (DNS) untuk verifikasi dan validasi data oleh satuan pendidikan. Calon peserta memverifikasi biodata dan mata uji pilihan pada lembar DNS.
  5. Kepala satuan pendidikan menandatangani Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) setelah data DNS divalidasi dan tidak ada perubahan, kemudian mengunggahnya ke laman TKA.
  6. Penyelenggara tingkat daerah memvalidasi SPTJM yang telah diunggah.
  7. Penomoran peserta dilakukan setelah SPTJM divalidasi.
  8. Daftar Nominasi Tetap (DNT) diterbitkan dan didistribusikan ke satuan pendidikan.
  9. Kartu peserta diterbitkan dan didistribusikan kepada calon peserta TKA melalui satuan pendidikan.

Peserta berhak mendapatkan kartu peserta setelah DNT diterbitkan, mengikuti gladi bersih, mendapatkan kartu login, mengikuti seluruh mata uji, dan memperoleh Sertifikat Hasil TKA (SHTKA).

Struktur Ujian dan Mata Uji TKA

TKA disiapkan dalam bentuk soal digital menggunakan sistem aplikasi Kementerian dan merupakan dokumen negara yang bersifat rahasia. Bentuk soal TKA adalah objektif (Pilihan Ganda dan Pilihan Ganda Kompleks). Bentuk pilihan ganda kompleks mencakup model multiple choice multiple answers (MCMA) dan kategori (misalnya, benar/salah, sesuai/tidak sesuai untuk beberapa pernyataan).

Mata uji TKA dibagi berdasarkan jenjang:

  • Kelas 6 SD/MI/Paket A/sederajat dan Kelas 9 SMP/MTs/Paket B/sederajat:
    • Bahasa Indonesia
    • Matematika
  • Kelas 12 SMA/MA/Paket C/sederajat dan SMK/MAK serta Kelas 13 SMK program 4 tahun:
    • Bahasa Indonesia
    • Matematika
    • Bahasa Inggris
    • Mata pelajaran pilihan. Peserta jenjang SMA/MA/Paket C/sederajat memilih 2 (dua) mata pelajaran dari daftar seperti Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi, Sosiologi, Geografi, Sejarah, Antropologi, PPKn/Pendidikan Pancasila, Bahasa Arab, Bahasa Jerman, Bahasa Prancis, Bahasa Jepang, Bahasa Korea, Bahasa Mandarin, dan Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris tingkat lanjut. Untuk jenjang SMK/MAK, pilihan pertama adalah Produk/Projek Kreatif dan Kewirausahaan, dan pilihan kedua adalah salah satu dari mata pelajaran pilihan lainnya.

Kompetensi yang Diujikan (Khusus SMA/MA/Sederajat dan SMK/MAK)

Kerangka asesmen TKA jenjang SMA/MA/sederajat dan SMK/MAK memuat latar belakang, tujuan, mata uji, jenis soal, serta muatan dan kompetensi yang diujikan. Berikut adalah garis besar kompetensi yang diukur untuk mata uji wajib dan pilihan:

  • Mata Uji Wajib:

    • Bahasa Indonesia: Fokus pada keterampilan membaca (pemahaman tekstual, inferensial, evaluasi, dan apresiasi) menggunakan teks informasi dan fiksi.
    • Matematika: Mengukur kemampuan memahami fakta, konsep, prinsip, prosedur, serta menerapkan pengetahuan matematika untuk menyelesaikan masalah (problem solving) pada elemen Bilangan, Aljabar, Geometri dan Pengukuran, Data dan Peluang, serta Trigonometri. Diukur pada level kognitif Pengetahuan dan Pemahaman, Aplikasi, dan Penalaran.
    • Bahasa Inggris: Mengukur keterampilan membaca beragam jenis teks berbahasa Inggris (descriptive, recount, narrative, procedure, analytical exposition) dalam konteks sehari-hari, vokasional, dan akademik. Diukur pada level kompetensi pemahaman tekstual, inferensial, serta evaluasi dan apresiasi, disesuaikan dengan standar CEFR tingkat B1 dan A2.
  • Mata Uji Pilihan (Contoh):

    • Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut: Sama seperti Bahasa Indonesia wajib, fokus pada keterampilan membaca dengan tingkat kompleksitas teks yang lebih tinggi.
    • Matematika Tingkat Lanjut: Mengukur kemampuan memahami konsep, prinsip, prosedur, dan problem solving dalam elemen Aljabar (Matriks, Polinomial, Fungsi), Geometri dan Pengukuran (Vektor, Lingkaran, Transformasi Geometri), dan Kalkulus (Limit). Diukur pada level Pengetahuan dan Pemahaman, Aplikasi, dan Penalaran.
    • Fisika: Mengukur pemahaman konseptual, berpikir kritis, dan penerapan prinsip fisika (Kinematika, Dinamika, Fluida, Gelombang, Kalor dan Termodinamika, Kelistrikan) dalam berbagai konteks, serta keterampilan proses sains.
    • Kimia: Mengukur penguasaan konsep kimia, penerapannya dalam penyelesaian masalah, dan analisis permasalahan kimia (Kimia Dasar, Kimia Analitik, Kimia Fisik, Kimia Organik) dalam konteks penyelidikan ilmiah, fenomena sehari-hari, isu lingkungan, dan industri.
    • Biologi: Mengukur kemampuan berpikir dan keterampilan proses/inkuiri terkait konsep keanekaragaman hayati, sel, dan proses pada makhluk hidup. Diukur pada level Pemahaman, Penerapan, dan Penalaran.
    • Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan/Pendidikan Pancasila: Mengukur kemampuan menjelaskan, menerapkan, dan menganalisis Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen terhadap NKRI. Diukur pada level Pemahaman konsep, Penerapan konsep, dan Penalaran.
    • Ekonomi: Menilai pemahaman konseptual dan keterampilan analitis pada Konsep Dasar Ilmu Ekonomi, Ekonomi Mikro dan Makro, Ekonomi Internasional, dan Akuntansi Keuangan Dasar. Diukur pada level Pemahaman, Penerapan, dan Penalaran.
    • Geografi: Mengukur kemampuan memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural terkait fenomena geosfer. Diukur pada level Pemahaman, Penerapan, dan Penalaran.
    • Sosiologi: Mengukur pemahaman konsep dan kemampuan analisis fenomena sosial, termasuk Masyarakat Multikultural, Perubahan Sosial Budaya, Penelitian Sosial, dan Kelompok Sosial. Diukur pada level Pemahaman, Penerapan, dan Penalaran.
    • Sejarah: Mengukur kemampuan memahami dan mengkaji peristiwa sejarah dalam konteks ruang dan waktu, serta mengembangkan berpikir historis. Diukur pada level Pemahaman, Penerapan, dan Penalaran.
    • Antropologi: Mengukur kemampuan memahami, menganalisis, dan mengaplikasikan antropologi sebagai disiplin keilmuan, termasuk Etnografi, Masyarakat Multikultural, Perubahan Sosial Budaya, Kearifan Lokal dan Tradisi Lisan. Diukur pada level Pemahaman, Penerapan, dan Penalaran.
    • Bahasa Prancis, Jerman, Jepang, Mandarin, Korea, Arab: Fokus pada keterampilan membaca teks sederhana dengan tingkat kompleksitas yang sesuai dengan standar bahasa terkait (CECRL A2-2, GER A1 Plus-A2.1, JF Standard A1, HSK 1, TOPIK I Level 1), mengukur pemahaman literal, reorganisasi, dan pemahaman inferensial.
    • Produk/Projek Kreatif dan Kewirausahaan (SMK/MAK): Menilai pemahaman konseptual dan keterampilan analitis terkait kegiatan produksi, pemasaran, distribusi, dan pengelolaan usaha, termasuk Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI). Diukur pada level Pemahaman, Penerapan, dan Penalaran.

Penyelenggaraan TKA

Pelaksanaan TKA melibatkan berbagai pihak di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan satuan pendidikan. Satuan pendidikan yang terakreditasi dan terdaftar di Dapodik atau EMIS dapat menjadi pelaksana TKA, dengan kriteria memiliki infrastruktur memadai (listrik, komputer, internet) dan proktor serta teknisi berpengalaman. Jika tidak memenuhi kriteria, satuan pendidikan dapat menumpang di tempat lain atas persetujuan dinas pendidikan/kementerian agama.

TKA dilaksanakan menggunakan sistem asesmen berbasis komputer dengan moda daring atau semi daring. Jadwal pelaksanaan TKA ditetapkan dan diumumkan oleh penyelenggara tingkat pusat paling lambat 3 bulan sebelumnya.

Sumber Daya Manusia dan Peran Mereka:

  • Petugas Pendataan: Memastikan validitas data murid, mengimpor data, mengunggah foto, dan memverifikasi DNS.
  • Proktor: Menginstal dan mengkonfigurasi aplikasi, mengelola data peserta melalui laman TKA, merilis token, dan menyelesaikan kendala teknis. Satu proktor menangani maksimal 40 komputer klien.
  • Teknisi: Memastikan sarana komputer dan jaringan berfungsi baik, mengelola kelistrikan, dan membantu proktor instalasi aplikasi.
  • Pengawas: Memastikan ketertiban ruang TKA, membacakan tata tertib, membagikan kartu login, dan mencatat kejadian selama tes. Pengawas harus berasal dari satuan pendidikan lain dan bukan pengampu mata pelajaran yang diujikan. Satu pengawas mengawasi maksimal 20 peserta.

Waktu Pelaksanaan TKA:

  • 2 hari untuk SMA/MA/sederajat dan SMK/MAK. Hari pertama: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris. Hari kedua: 2 mata pelajaran pilihan.
  • 1 hari untuk SD/MI/sederajat dan SMP/MTs/sederajat. Hari pertama: Matematika dan Bahasa Indonesia.

Pembiayaan Pelaksanaan: Anggaran pelaksanaan TKA mencakup persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan satuan pendidikan. Sumber biaya dapat berasal dari Anggaran Satuan Pendidikan, APBD, APBN, dan/atau sumber lain yang sah. Biaya TKA di satuan pendidikan dianggarkan melalui Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP).

Tata Tertib dan Penanganan Pelanggaran:

TKA memiliki tata tertib yang ketat untuk semua pihak yang terlibat, termasuk penulis soal, penyelia pengawas, pengawas, proktor, teknisi, peserta, dan satuan pendidikan. Pelanggaran dibagi menjadi ringan, sedang, dan berat. Contoh pelanggaran berat peserta meliputi: tes dikerjakan orang lain (joki), membawa alat komunikasi/kalkulator, merekam/memfoto soal, menyontek, atau menggunakan alat bantu lain.

Tindakan terhadap pelanggaran dapat berupa:

  • Peringatan lisan.
  • Pembatalan ujian pada mata pelajaran bersangkutan.
  • Dikeluarkan dari ruangan dan dinyatakan mendapat nilai 0 (nol).
  • Pemberhentian sebagai penulis/penelaah soal, pengawas, proktor, dan/atau teknisi.
  • Pembatalan pelaksanaan tes di satuan pendidikan atau rekomendasi penghentian sebagai penyelenggara TKA selama 3 kali berturut-turut untuk satuan pendidikan yang melanggar.

Pengaturan Khusus:

TKA juga menyediakan pengaturan khusus bagi peserta yang membutuhkan layanan khusus, seperti:

  • Peserta berkebutuhan khusus (kecuali hambatan intelektual).
  • Peserta di lembaga pemasyarakatan.
  • Peserta yang dirawat di rumah sakit (jika kondisi kesehatan memungkinkan).
  • Peserta yang sedang praktik kerja lapangan atau mengikuti lomba/pemusatan latihan.

Untuk peserta disabilitas sensorik netra, dapat menggunakan pembaca layar (screen reader) atau pendamping pembaca soal. Peserta disabilitas fisik dapat mendapatkan bantuan dari pendamping.


Kepmendikdasmen No 95-M-2025 tentang Pedoman Penyelenggaraan Tes Kemampuan Akademik (1)/h3>

Salinan Kepmen No 95M2025 Juknis TKA - JDIH

Salinan Perkaban No. 45 Tentang Kerangka Asesmen TKA)

Posted by IGI Kota Bandung in | Juli 17, 2025 No comments



Kurikulum 2025: Sebuah Transformasi Pendidikan untuk Generasi Masa Depan Indonesia

Pendidikan adalah fondasi kemajuan suatu bangsa. Di Indonesia, upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan terus dilakukan, salah satunya melalui pembaruan regulasi kurikulum. Baru-baru ini, pemerintah telah menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2025 tentang Standar Isi dan Nomor 13 Tahun 2025 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum. Mari kita bedah lebih dalam esensi dan perubahan signifikan yang dibawa oleh peraturan-peraturan ini.

1. PERMENDIKDASMEN Nomor 12 Tahun 2025: Memperkuat Standar Isi Pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 12 Tahun 2025 ditetapkan untuk memastikan setiap murid mencapai kriteria minimum ruang lingkup materi pada setiap muatan wajib yang relevan dengan konsep keilmuan sehingga mencapai standar kompetensi lulusan.

Apa itu Standar Isi? Menurut peraturan ini, Standar Isi adalah kriteria minimal yang mencakup ruang lingkup materi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi ini dikembangkan sesuai dengan kompetensi lulusan dan menjadi bahan kajian dalam muatan pembelajaran.

Muatan Wajib dan Perkembangan Keilmuan: Untuk jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan:

  • Muatan wajib sesuai peraturan perundang-undangan [11a].
  • Konsep keilmuan [11b].
  • Jalur, jenjang, dan jenis pendidikan [11c].

Muatan wajib yang dimaksud meliputi: pendidikan agama, pendidikan Pancasila, pendidikan kewarganegaraan, bahasa (Indonesia, daerah, dan bahasa asing, terutama Bahasa Inggris), matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal. Pengembangan materi ini juga disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi, seni, dan budaya.

Pendidikan untuk Peserta Didik Berkebutuhan Khusus: Peraturan ini juga secara spesifik mengatur ruang lingkup materi untuk peserta didik berkebutuhan khusus penyandang disabilitas di semua jenjang (PAUD, SD, SMP, SMA Luar Biasa). Materi ini terbagi menjadi materi umum (pembinaan hidup sehat, adaptasi, keselamatan diri, pemanfaatan alat bantu, dan pengembangan kemandirian) dan materi khusus yang disesuaikan dengan kekhususan disabilitasnya (sensorik, intelektual, fisik, mental).

2. PERMENDIKDASMEN Nomor 13 Tahun 2025: Perubahan Penting dalam Kurikulum

Peraturan Menteri ini merupakan perubahan dari Permendikbudristek sebelumnya, dengan tujuan untuk membangun manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkarakter Pancasila, serta menyesuaikan kurikulum dan pendekatan pembelajaran dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan global, dan keragaman sosial dan budaya.

Mari kita telaah beberapa perubahan kunci yang diidentifikasi oleh dokumen "Perubahan Kurikulum.pdf":

  • Kerangka Dasar Kurikulum: Pendekatan Pembelajaran Mendalam

    • Salah satu perubahan mendasar adalah ditambahkan dan ditegaskannya Pendekatan Pembelajaran Mendalam sebagai komponen Kerangka Dasar Kurikulum. Pendekatan ini berfokus pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara holistik dan terpadu.
    • Pembelajaran mendalam menempatkan peserta didik sebagai pusat pembelajaran, didukung oleh filosofi dari berbagai tokoh pendidikan, baik nasional seperti Ki Hajar Dewantara, K.H. Ahmad Dahlan, K.H. Hasyim Asy’ari, Ki Bagus Hadikusumo, dan Romo Y.B. Mangunwijaya, maupun internasional seperti John Dewey.
    • Pendekatan ini berprinsip pada pembelajaran yang berkesadaran (peserta didik aktif dan mampu meregulasi diri), bermakna (pengetahuan dapat diaplikasikan secara kontekstual), dan menggembirakan (suasana belajar yang positif, menantang, menyenangkan, dan memotivasi).
    • Tujuan akhirnya adalah mencapai delapan dimensi profil lulusan: keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kewargaan, penalaran kritis, kreativitas, kolaborasi, kemandirian, kesehatan, dan komunikasi.
  • Struktur Kurikulum dan Madrasah:

    • Struktur Kurikulum kini secara eksplisit mencakup madrasah di setiap jenjang pendidikan luar biasa (misalnya, Madrasah Ibtidaiyah Luar Biasa, Madrasah Tsanawiyah Luar Biasa, Madrasah Aliyah Luar Biasa).
  • Pelaksanaan Kokurikuler:

    • Terjadi perubahan signifikan dalam pelaksanaan Kokurikuler. Sebelumnya, kokurikuler dilaksanakan paling sedikit dalam bentuk Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Kini, pelaksanaannya dalam bentuk pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu, gerakan 7 (tujuh) kebiasaan anak Indonesia hebat, dan/atau cara lainnya.
    • Kompetensi Kokurikuler tidak lagi hanya mengacu pada 6 dimensi P5, melainkan mengacu pada 8 Dimensi Profil Lulusan (DPL).
    • Muatan pembelajaran kokurikuler tetap berupa "tema," namun sekarang "tema" dikembangkan oleh satuan pendidikan sendiri, bukan lagi ditetapkan oleh pejabat pimpinan tinggi.
  • Ekstrakurikuler Wajib: Kepramukaan atau Kepanduan Lainnya Kembali Diterapkan

    • Perubahan penting lainnya adalah penegasan kembali bahwa Satuan Pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah jalur formal sekurang-kurangnya menyediakan Ekstrakurikuler kepramukaan atau kepanduan lainnya. Ini menandai kembalinya kewajiban ekstrakurikuler kepramukaan yang sebelumnya dihapus.
    • Ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, dan kemandirian peserta didik. Fungsinya mencakup pengembangan diri, sosial, rekreatif, dan persiapan karier. Jenisnya beragam, mulai dari krida (Pramuka, PMR), karya ilmiah, olah-bakat/minat, hingga keagamaan.
  • Mata Pelajaran Pilihan Baru: Koding dan Kecerdasan Artifisial

    • Sebuah pasal sisipan baru (Pasal 32A) menambahkan mata pelajaran pilihan Koding dan Kecerdasan Artifisial (Coding and Artificial Intelligence). Mata pelajaran ini akan diselenggarakan secara bertahap mulai tahun ajaran 2025-2026 di jenjang pendidikan dasar dan menengah. Ini menunjukkan adaptasi kurikulum terhadap perkembangan teknologi digital.

Menuju Pendidikan yang Lebih Holistik dan Adaptif

Kedua peraturan ini secara sinergis membawa visi pendidikan yang lebih holistik, adaptif, dan berorientasi pada pembentukan karakter serta kompetensi yang relevan dengan tantangan zaman. Dengan adanya Pendekatan Pembelajaran Mendalam, penekanan pada 8 Dimensi Profil Lulusan, dan pengenalan mata pelajaran baru seperti Koding dan Kecerdasan Artifisial, diharapkan pendidikan di Indonesia mampu melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki integritas moral, empati sosial, dan spiritualitas yang kokoh, siap menghadapi masa depan yang kompleks.

Perubahan kurikulum ini adalah langkah progresif untuk memastikan setiap murid dapat berkembang secara optimal dan menjadi bagian dari masyarakat yang cerdas, berbudaya, serta berjati diri Pancasila.


PERMENDIKDASMEN Nomor 12 Tahun 2025: Standar Isi

PERMENDIKDASMEN Nomor 13 Tahun 2025: Perubahan Kurikulum

Perubahan Kurikulum 2025 (Presentasi)

Senin, 14 Juli 2025

Posted by IGI Kota Bandung in | Juli 14, 2025 No comments



Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) 2025: Membangun Karakter Hebat dan Panca

Waluya


Setiap tahun ajaran baru, para peserta didik baru memulai babak baru dalam perjalanan pendidikan mereka. Untuk membantu transisi penting ini, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah menyusun Panduan Pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) Tahun Ajaran 2025/2026. Panduan ini dikenal sebagai MPLS Ramah, sebuah inisiatif yang menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful).

MPLS Ramah: Fondasi Nasional untuk Adaptasi yang Positif

MPLS Ramah dirancang sebagai kegiatan awal bagi peserta didik baru untuk beradaptasi dengan lingkungan pendidikan yang baru. Tujuannya sangat komprehensif, mencakup pengenalan program sekolah, sarana dan prasarana, cara belajar, serta pembangunan karakter dan budaya positif. Panduan ini berfungsi sebagai acuan bagi dinas pendidikan, satuan pendidikan, keluarga, masyarakat, dan media dalam mendukung pelaksanaan MPLS yang memuliakan hak anak dan menjunjung tinggi nilai karakter.

Secara umum, MPLS Ramah berfokus pada:

  • Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan: Membantu peserta didik baru mengenal sekolah dan lingkungannya, termasuk warga sekolah (guru dan teman sebaya).
  • Penguatan Karakter dan Profil Lulusan: Mengembangkan dan memperkuat karakter serta profil lulusan yang sesuai.
  • Pengenalan Kurikulum dan Fasilitas: Memberikan pemahaman tentang kurikulum (intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler) dan berbagai fasilitas di sekolah.

MPLS Pancawaluya: Inovasi Jawa Barat dengan Sentuhan Budaya Lokal

Sejalan dengan panduan nasional, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah mengembangkan Pedoman MPLS Pancawaluya 2025. Ini adalah upaya provinsi untuk mewujudkan visi pembangunan daerah "Jawa Barat Istimewa" dengan mengembangkan sumber daya manusia yang berkarakter, cerdas, berpengetahuan, bertakwa, dan profesional.

MPLS Pancawaluya bukan hanya mengadopsi prinsip MPLS Ramah, tetapi juga memperkaya dengan nilai-nilai luhur budaya Sunda. Filosofi Pancawaluya (lima pilar dasar) bertujuan mendidik anak menjadi Manusa Waluya (manusia seutuhnya), yaitu individu yang sehat lahir batin, berbudi pekerti luhur, cerdas, dan mampu hidup berdampingan secara harmonis di masyarakat. Kelima pilar Pancawaluya adalah:

  • Cageur: Sehat fisik dan mental, sebagai syarat dasar pengembangan sumber daya manusia.
  • Bageur: Berperilaku baik dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan, mampu membedakan baik dan buruk.
  • Bener: Benar dalam bernalar dan bertindak, mampu membedakan yang benar dan salah.
  • Pinter: Pintar, menguasai ilmu dan teknologi dengan disertai keterampilan dan kebijaksanaan.
  • Singer: Kreatif, cakap dalam mengaktualisasikan diri, bekerja dengan cermat, konsisten, disiplin, dan bertanggung jawab.

Konsep Pancawaluya ini merupakan pengembangan dari Inner Development Goals (IDGs) yang dikembangkan oleh para pakar pendidikan global, yang menguraikan lima kompetensi utama yang terukur dan operasional untuk pelajar.

Pelaksanaan MPLS: Beragam Kegiatan Sesuai Jenjang

Baik MPLS Ramah maupun MPLS Pancawaluya dilaksanakan selama lima hari. Rujukan kegiatan disediakan untuk setiap jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga SMA/SMK, dengan penyesuaian materi dan metode sesuai usia dan tahap perkembangan peserta didik:

  • PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini): Kegiatan difokuskan pada pengenalan melalui permainan, lagu, dan interaksi langsung. Ada kegiatan "Jelajah PAUD-ku" untuk mengenal fasilitas, "Makan Sehat dan Bergizi," dan "Kelas Orang Tua" untuk melibatkan wali murid. Tema "7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat" diperkenalkan melalui lagu dan aktivitas sederhana.
  • SD (Sekolah Dasar): Kegiatan lebih terstruktur, seperti "Upacara Penyambutan Murid Baru," "Story Telling terkait Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat," "Bakti Sosial – Aksi Pungut Sampah," dan pengenalan "Wawasan Kesiapsiagaan Bencana" melalui tur sekolah "Menemukan Harta Karun".
  • SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan SMA/SMK (Sekolah Menengah Atas/Kejuruan): Kegiatan mencakup pengenalan yang lebih mendalam tentang visi-misi sekolah (Wawasan Wiyata Mandala), profil lulusan (8 Dimensi Profil Lulusan), eksplorasi minat dan bakat, dan pembinaan karakter melalui diskusi tentang isu-isu sosial relevan seperti Bahaya Judi Online dan Pencegahan NAPZA. Ada juga sesi tentang "Keadaban Digital" untuk penggunaan internet dan media sosial yang sehat.

Setiap jenjang juga memiliki kegiatan umum seperti Pertemuan Pagi Ceria (Senam Anak Indonesia Hebat, menyanyikan lagu Indonesia Raya, doa), Makan Sehat dan Bergizi, serta Pemecah Kebekuan (Ice Breaking) untuk membangun suasana yang menyenangkan dan mengurangi kecanggungan.

Prinsip Utama: Lingkungan Aman, Nyaman, dan Menggembirakan

Baik MPLS Ramah maupun Pancawaluya sangat menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan menggembirakan bagi peserta didik. Oleh karena itu, ada larangan keras terhadap aktivitas yang tidak masuk akal atau tidak relevan, kegiatan yang mengarah pada kekerasan (termasuk perundungan, intoleransi, dan kekerasan seksual), serta penggunaan atribut yang tidak edukatif dan tidak relevan. Bahkan, tidak ada ketentuan khusus mengenai pakaian seragam baru untuk MPLS, agar tidak memberatkan orang tua/wali.

Pengawasan, Evaluasi, dan Akuntabilitas

Pelaksanaan MPLS diawasi secara berkelanjutan oleh panitia MPLS, dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota, serta Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Evaluasi dilakukan secara sistematis dan objektif, mencakup evaluasi mandiri oleh satuan pendidikan (formatif, sumatif, partisipatif) dan pengumpulan umpan balik dari peserta didik baru, guru, dan orang tua/wali melalui kuesioner atau wawancara. Hasil evaluasi ini digunakan untuk pengembangan berkelanjutan program dan memastikan tercapainya tujuan MPLS.

Mekanisme pelaporan dan pengaduan juga tersedia melalui Pusat Panggilan ULT Kemendikbudristek (177) dan kanal pengaduan LAPOR Kemendikbudristek (https://kemendikdasmen.lapor.go.id/). Hal ini menjamin akuntabilitas dan partisipasi publik dalam memastikan MPLS berjalan sesuai panduan.

Kesimpulan

MPLS 2025, baik dalam kerangka nasional MPLS Ramah maupun implementasi khas Jawa Barat MPLS Pancawaluya, memiliki tujuan mulia untuk menyiapkan peserta didik menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berkarakter, mandiri, dan bertanggung jawab. Melalui pendekatan yang ramah, partisipatif, dan kontekstual, MPLS berupaya menciptakan fondasi yang kuat bagi perjalanan belajar yang positif dan bermakna bagi setiap peserta didik.



Daftar Dokumen

Daftar Dokumen Sumber MPLS

Nama File Tombol Download
Panduan MPLS 2025-2026
Pedoman MPLS Pancawaluya 2025
Rujukan Kegiatan MPLS Ramah Jenjang PAUD Sederajat
Rujukan Kegiatan MPLS Ramah Jenjang SD Sederajat
Rujukan Kegiatan MPLS Ramah Jenjang SMP Sederajat
Rujukan Kegiatan MPLS Ramah Jenjang SMA/SMK Sederajat
Sosialisasi MPLS Pancawaluya (Final)
Ikrar Pelajar Pancawaluya

Minggu, 29 Juni 2025

Posted by IGI Kota Bandung in | Juni 29, 2025 No comments

 

Panduan Lengkap Optimalisasi Quizis dengan Akun Belajar ID untuk Pembelajaran Interaktif

Meningkatkan efektivitas pembelajaran di sekolah kini tak lagi sebatas mengandalkan papan tulis atau soal di buku. Teknologi hadir untuk mempermudah guru dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan interaktif. Salah satu platform yang sedang naik daun adalah quizis, sebuah sistem pembelajaran berbasis gamifikasi dan interaksi digital. Dengan mengombinasikan quizis dan akun belajar ID, guru dapat membuka potensi besar dalam menerapkan pembelajaran yang lebih menarik dan personal.


Memahami Quizis: Platform Pembelajaran Interaktif dan Gamifikasi

Apa itu Quizizz? Pengertian dan Fungsi Utama

Quizizz adalah platform yang dirancang untuk memudahkan guru dalam membuat kuis, presentasi interaktif, dan berbagai permainan edukatif. Konsepnya mengusung elemen gamifikasi, yang menjadikan belajar lebih seru dan tak monoton. Dengan desain yang simpel dan fitur lengkap, quizis mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dan membantu guru dalam mengelola penilaian secara efisien.

Fitur-Fitur Unggulan Quizizz

  • Laporan dan Analisis Hasil
    Data langsung dari sistem membantu guru memahami perkembangan siswa secara cepat dan akurat. Bisa diunduh dalam format PDF maupun Excel.

  • Fitur Presentasi Interaktif
    Membuat slide yang berisi teks, gambar, video, sampai elemen kuis dan polling. Siswa bisa mengisi langsung selama presentasi berlangsung.

  • Integrasi Media dan Platform Lain
    Bisa menggabungkan WordWall, Canva, Google Slides, YouTube, dan Google Drive. Jadi, semua media belajar terkoneksi dalam satu sistem.

  • Berbagi Praktik Baik
    Banyak guru yang membagikan pengalaman sukses menggunakan quizis dalam berbagai jenjang pendidikan, mulai dari TK sampai SMA.

Statistik Penggunaan dan Manfaat Quizizz

Data menunjukkan quizis sudah digunakan ribuan guru di seluruh Indonesia. Banyak yang melaporkan, sistem ini memudahkan mereka mengorganisasi kuis, menilai hasil, dan mengurangi beban administrasi. Guru merasa lebih percaya diri dalam membangun suasana belajar yang menyenangkan dan mengutamakan partisipasi aktif siswa.


Strategi Mengoptimalkan Quizizz dengan Akun Belajar ID

Koneksi dan Integrasi Akun Belajar ID

Menghubungkan quizis dengan akun belajar ID (ABID) penting karena memberikan akses luas ke berbagai sumber belajar digital. Untuk mengaitkan keduanya, langkah pertama adalah login ke akun quizis dan menghubungkan melalui menu pengaturan. Manfaat utamanya, kamu bisa langsung mengakses modul, soal, dan laporan secara otomatis dari platform belajar resmi pemerintah ini.

Penggunaan Fitur-Fitur Quizizz Secara Efektif

  1. Membuat Kuis dan Soal yang Menarik
    Variasikan soal pilihan ganda, isian, dan esai. Manfaatkan AI untuk otomatisasi pembuatan soal dari website atau Google Drive.

  2. Menggunakan Presentasi Interaktif
    Buat slide yang menyisipkan gambar bergerak, video, bahkan pertanyaan langsung saat presentasi. Gunakan fitur teleportasi untuk berpindah slide menyesuaikan alur diskusi.

  3. Analisis Hasil Secara Berkelanjutan
    Setelah kuis selesai, unduh laporan PDF atau Excel. Pelajari performa siswa, waktu pengerjaan, dan tingkat keberhasilan bagian tertentu untuk penyempurnaan materi selanjutnya.

Tips dan Trik Praktis

  • Mode Fokus & Paper Mode
    Pilih mode ini sesuai kebutuhan. Kalau ujian daring, mode fokus sangat membantu mengontrol peserta. Sementara mode paper cocok untuk latihan offline.

  • Otomatisasi Soal Pakai AI
    Gunakan fitur generate soal otomatis dari website dan dokumen Google Drive. Hal ini mempercepat proses pembuatan soal banyak sekaligus.

  • Kelola Interaksi melalui Gamifikasi
    Tambahkan polling, kuis cepat, dan game roda keberuntungan agar siswa tetap tertarik dan semangat.

Praktik Baik dari Guru Profesional

Saya pernah mendengar guru saya di SD memanfaatkan quizis dalam kegiatan belajar harian. Mereka membuat kuis interaktif di mana siswa jawab melalui layar utama tanpa harus membuka gadget, berkat fitur presentasi dan media interaktif. Bahkan, soal ulangan dapat dianalisis langsung ketika selesai, membuat proses belajar mengajar lebih efisien.


Fitur Terbaru dan Cara Penggunaan Quizizz Secara Mendalam

Membuat Slide Interaktif dari Canva, Google Slides, atau PowerPoint

Langkah pertama, buat slide di Canva atau Google Slides. Kemudian, import ke quizis lewat fitur drag-and-drop. Kamu juga bisa menambahkan gambar bergerak, video YouTube, dan tautan web langsung di slide. Fitur teleportasi memungkinkan kita berpindah slide layaknya berpindah halaman cerita.

Mengelola Laporan dan Analisis Hasil

Setelah kuis selesai, laporan otomatis muncul dalam format PDF dan Excel. Data lengkap berisi jawaban siswa, waktu pengerjaan, dan performa soal. Kamu bisa menganalisis mana bagian sulit dan melakukan perbaikan di sesi berikutnya.

Pengaturan Ujian dan Mode Pengamanan

Dengan mode ujian, kita bisa mengunci layar siswa agar mereka tidak membuka tab lain. Bisa diatur timer dan soal acak agar ujian berlangsung aman dan tertib. Jika siswa mencoba membuka tab baru, sistem otomatis keluar dari mode ujian dan mengirim peringatan.

Ekstensi dan Integrasi Pihak Ketiga

Quizis bisa diintegrasikan dengan Google Workspace, WordWall, GeoGebra, dan platform lain. Menggunakan ekstensi Chrome memungkinkan guru membuat soal otomatis dari website atau dokumen in-line tanpa perlu masuk ke platform lagi.


Tips Sukses Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Quizizz

  • Persiapkan soal yang relevan dan interaktif
    Jangan sekadar soal teoritis, tambahkan cerita, gambar, dan video untuk menarik perhatian siswa.

  • Latih penggunaan fitur lapor dan analisis
    Sebulan sekali, evaluasi hasil kuis dan sesuaikan pengajaran sesuai data.

  • Variasikan mode belajar
    Gabungkan presentasi interaktif, ujian online, dan permainan untuk menjaga keberagaman belajar siswa.

  • Dukung partisipasi aktif
    Libatkan siswa dalam proses pembuatan soal, berikan poin, dan hadiah kecil agar mereka lebih semangat.


Kesimpulan

Menggunakan quizis yang terintegrasi dengan akun belajar ID bisa mengubah cara belajar di sekolah menjadi lebih menyenangkan dan bermakna. Inovasi ini membantu guru dalam menindaklanjuti berbagai kebutuhan belajar secara banyak dan cepat. Fitur lengkap seperti laporan, presentasi interaktif, dan mode ujian memungkinkan peningkatan kualitas pengajaran di semua jenjang pendidikan. Mulailah eksplorasi dari langkah sederhana, lalu kembangkan sesuai kebutuhan. Jangan ragu untuk belajar dari pengalaman guru lain dan terus berinovasi!


Penutup

Semoga panduan ini bermanfaat bagi guru dan tenaga pendidik yang ingin membawa pembelajaran ke level berikutnya. Dengan memanfaatkan quizis dan akun belajar ID, kita bisa menghadirkan pengalaman belajar yang lebih menarik dan efektif. Jangan lupa bagikan keberhasilan dan inovasi yang kamu lakukan agar bisa memberi inspirasi kepada rekan lainnya. Selamat mencoba dan terus tingkatkan kreativitas dalam mengajar!


Selamat mengoptimalkan penggunaan quizis dan semoga sukses menciptakan suasana belajar yang berenergi dan penuh makna!

Posted by IGI Kota Bandung in | Juni 29, 2025 No comments

 

Panduan Lengkap Implementasi Coding dan Kecerdasan Artifisial di Sekolah Indonesia

Pendidikan masa depan di Indonesia perlu dibangun di atas fondasi literasi teknologi yang kuat. Saat ini, penguasaan coding dan kecerdasan artifisial (KA) bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan utama. Melalui artikel ini, kita akan bahas langkah-langkah praktis, strategi, dan tantangan dalam menyisipkan teknologi ini ke dalam proses belajar mengajar dari jenjang dasar hingga menengah. Tujuannya, agar setiap guru dan siswa mampu beradaptasi, berinovasi, dan bersaing di era digital.


Membangun Dasar Literasi Digital dan Pendidikan Berbasis Teknologi

Kenapa Literasi Digital Penting?

Kita semua tahu peran penting teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah pun tak boleh tertinggal. Data menunjukkan bahwa penggunaan teknologi sudah menjadi bagian dari kurikulum nasional. Guru sebagai ujung tombak harus memahami cara memanfaatkan teknologi agar proses belajar menjadi lebih menarik. Mereka juga harus membekali siswa dengan kemampuan dasar coding dan pengenalan KA agar mampu bersaing di masa depan.

Komponen Dasar Literasi Teknologi

  • Penguasaan Coding Dasar: Mulai dari algoritma sederhana hingga pemahaman bahasa pemrograman seperti Python.
  • Etika Data dan Keamanan: Mengajarkan siswa tentang menjaga privasi dan bertanggung jawab saat menggunakan teknologi.
  • Penggunaan Platform Gratis: Memanfaatkan tools seperti Scratch, Code.org, dan platform terbuka lainnya.

Menyusun Kurikulum Berbasis Coding dan AI

Pengintegrasian coding dan KA harus dilakukan secara bertahap. Di jenjang SD, fokus utama adalah mengenalkan konsep melalui permainan dan proyek kecil. Kemudian, di jenjang SMP dan SMA, materi menjadi lebih kompleks sesuai kapasitas siswa. Penyesuaian ini penting agar tidak memberatkan dan tetap relevan.

Mengajak Sekolah Dasar Berkarya Lewat Coding

Model Pembelajaran yang Menyenangkan

Anak-anak suka belajar sambil bermain. Penggunaan blok coding seperti Scratch Junior cocok untuk mereka. Melalui permainan dan proyek mini, siswa belajar mengurutkan langkah dan mengenal pola pikir algoritma. Tidak harus selalu berbasis komputer—aktivitas unplug dan worksheet juga bisa jadi pilihan.

Mengembangkan Keterampilan Abad 21

Coding membantu melatih logika berpikir, kreativitas, dan problem solving sejak dini. Misalnya, mereka bisa membuat cerita interaktif menggunakan Scratch, menggambar pola sederhana, atau bahkan menyusun langkah membuat kue. Hal ini menanamkan rasa ingin tahu dan keberanian coba-coba.

Studi Kasus: Proyek Tema Siklus Air

Misalnya, siswa membuat proyek tentang siklus air. Mereka belajar membagi proses menjadi bagian kecil, lalu mengatur urautan langkah memakai blok kode. Ada juga yang menampilkan cerita yang mengandung cerita budaya, misalnya mengenal siklus air dalam cerita rakyat lokal. Ini membuat pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan.

Melangkah ke Sekolah Menengah: Lebih Dalam dan Lebih Canggih

Pendekatan Interaktif dan Berorientasi Proyek

Di sekolah lanjutan, penggunaan Scratch, Python, atau bahkan Arduino jadi pilihan utama. Siswa mampu menciptakan robot sederhana, game edukatif, atau simulasi yang membantu belajar konsep abstrak. Mereka belajar menyusun kode dengan algoritma yang lebih kompleks, sekaligus memahami aspek etika teknologi.

Menyiapkan Profil Pelajar Pancasila Digital

Selain kompetensi teknis, anak harus mengembangkan karakter. Mereka diajarkan bertanggung jawab menggunakan data, menghormati hak orang lain, dan berpikir kritis terhadap informasi yang mereka temui. Jadi, teknologi jadi alat untuk membentuk kepribadian yang kuat dan berintegritas.

Kisah Praktik: Sistem Pengenalan Wajah

Misalnya, mengembangkan sistem pengenalan wajah untuk absensi di kelas. Siswa belajar mengolah data visual, memakai algoritma pembelajaran mesin, sekaligus memahami isu privacy. Mereka diajarkan juga tentang risiko penyalahgunaan teknologi dan pentingnya aturan etis.

Tantangan dan Peluang Dalam Implementasi

Hambatan Infrastruktur dan SDM

Tidak semua sekolah dilengkapi perangkat dan internet yang memadai. Guru pun sering belum punya kompetensi teknologi yang cukup. Banyak yang perlu pelatihan berkelanjutan agar mampu mengajarkan coding dan KA secara efektif.

Peluang dari Transformasi Digital

Selain tantangan, ada potensi besar. Indonesia bisa mengembangkan ekonomi digitalnya, mendorong inovasi lokal, dan menciptakan produk teknologi berbasis KA. Guru dan siswa bisa jadi pelopor kompetensi masa depan yang sesuai dengan kebutuhan global.

Prinsip Etika dan Keamanan

Penggunaan KA harus mematuhi prinsip keamanan data dan etika. Misalnya, menghormati privasi, tidak menyebarkan konten palsu, dan memahami batasan teknologi. Guru perlu mengajarkan cara bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi agar tidak menimbulkan masalah sosial dan hukum.

Solusi Praktis

  • Memanfaatkan kegiatan offline dan unplug saat infrastruktur terbatas.
  • Memberikan pelatihan rutin yang dilanjutkan agar kompetensi guru terus berkembang.
  • Membangun kerja sama antar sekolah dan komunitas teknologi.

Langkah-Langkah Mudah Memulai di Sekolah

Pendekatan Inklusif dan Bertahap

Mulai dari kegiatan sederhana, misalnya membuat cerita interaktif tanpa komputer, dengan menggunakan gambar dan langkah tertulis. Setelah itu, berikan tantangan dengan bantuan platform gratis seperti Scratch Junior. Guru bisa menyesuaikan tingkat kerumitan sesuai kapasitas siswa.

Rancang Kurikulum Berbasis Proyek

Misalnya, menentukan tema proyek seperti pengenalan budaya lokal melalui coding. Siswa bisa membuat animasi cerita tentang cerita rakyat, kemudian mengembangkannya sesuai tahapan belajar seperti dekomposisi, pola, sampai algoritma.

Kolaborasi Guru dan Sekolah

Guru dari berbagai bidang bisa bekerja sama. Misalnya, guru TIK dan IPA merancang proyek robot yang mengintegrasikan konsep sains dan teknologi. Fasilitas Maker Space bisa jadi pusat kegiatan inovatif ini.

Evaluasi dan Umpan Balik

Penilaian bukan hanya soal produk akhir, tapi juga proses belajar. Guru harus mengamati perkembangan logika, kreativitas, dan kolaborasi siswa. Feedback dari siswa juga penting agar proses belajar makin menyenangkan dan bermakna.

Kesimpulan dan Langkah Selanjutnya

Mengajarkan coding dan KA di sekolah bukan lagi pilihan, tetapi kewajiban. Langkah kecil yang dimulai dari kegiatan sederhana bisa berbuah besar di masa depan. Penting saat ini untuk melibatkan semua pihak, dari guru, orang tua, hingga pemerintah. Bersama, kita bisa ciptakan ekosistem pendidikan yang inklusif, inovatif, dan mampu bersaing dalam era digital. Ingat, masa depan Indonesia ada di tangan guru dan siswa hari ini.


Penutup

Langkah awal mungkin terlihat kecil, tapi dampaknya besar. Mari tanamkan budaya inovatif dan kolaboratif sejak dini. Dengan literasi teknologi yang cukup, anak-anak akan mampu menghadapi tantangan zaman dan menjadi agen perubahan. Bersama kita wujudkan Indonesia Emas 2045, satu langkah coding dan KA dalam satu waktu, mampu mengubah masa depan menjadi lebih cerah.


Inovasi dimulai dari keberanian kita untuk mencoba. Mulailah hari ini, dari langkah kecil dan tekad kuat.

Selasa, 24 Juni 2025

Posted by Dedi Effendi in | Juni 24, 2025 No comments
Program Kepemimpinan Sekolah - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah

Program Kepemimpinan Sekolah - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah meluncurkan Program Kepemimpinan Sekolah (PKS) sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Program ini dirancang untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, inklusif, adaptif, dan berkeadilan melalui kepemimpinan sekolah yang efektif.

Dasar Hukum

Program Kepemimpinan Sekolah memiliki dasar hukum yang kuat, memastikan landasan operasionalnya sesuai dengan regulasi pendidikan nasional. Berikut adalah beberapa dasar hukum utama:

No. Dasar Hukum
1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2 PP Nomor 74 Tahun 2008 jo PP Nomor 19 Tahun 2017 tentang Guru
3 Perpres Nomor 188 Tahun 2024 tentang Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
4 Permendikdasmen Nomor 7 Tahun 2025 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah
5 Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 j.o Permendikbudristek Nomor 25 Tahun 2024 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah
6 Permen PANRB Nomor 21 Tahun 2024 tentang Jabatan Fungsional Guru
7 Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah

Definisi Operasional

Kepemimpinan sekolah adalah proses mengarahkan dan mengelola ekosistem sekolah untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, inklusif, adaptif, dan berkeadilan.

Program Kepemimpinan Sekolah dirancang untuk:

  1. Menyiapkan bakal calon kepala sekolah.
  2. Menyiapkan bakal calon pengawas sekolah.
  3. Menguatkan dan mengembangkan kompetensi kepala sekolah, pengawas sekolah, dan kepala tenaga kependidikan, serta tenaga kependidikan.

Relevansi Program dengan Program Pemerintah

Program Kepemimpinan Sekolah sangat relevan dan mendukung Asta Cita ke-4 Presiden RI, yaitu "Meningkatkan kualitas dan pemerataan layanan pendidikan dan kesehatan menuju pembangunan SDM unggul yang produktif, inovatif, dan berdaya saing."

Program ini memastikan bahwa:

  • Penugasan kepala sekolah/pengawas sekolah dilakukan dengan prinsip merit, akuntabel, dan kolaboratif.
  • Kepala sekolah/pengawas sekolah/tenaga kependidikan berperan sebagai agen transformasi menuju layanan pendidikan bermutu, inklusif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
  • Sekolah memiliki kepala sekolah/pengawas sekolah/tenaga kependidikan yang mampu memimpin/mendukung pembelajaran secara efektif.
  • Terciptanya kepemimpinan sekolah yang inovatif melalui pelibatan ekosistem pendidikan yang bermutu.

Urgensi Program

Kepemimpinan sekolah memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas pembelajaran dan hasil belajar murid.

  • Penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan sekolah berpengaruh signifikan terhadap kualitas pembelajaran yang berdampak pada hasil belajar murid (Leithwood, 2020).
  • Kepemimpinan memainkan peran utama dalam meningkatkan pencapaian sekolah dan memperbaiki pembelajaran yang efektif (Al Oraifan, 2021).

Pihak Terlibat dalam Program Kepemimpinan Sekolah

Berbagai pihak terlibat dalam Program Kepemimpinan Sekolah untuk memastikan keberhasilannya:

  1. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
  2. Kementerian PAN-RB
  3. Badan Kepegawaian Negara
  4. Pemerintah Daerah
  5. Lembaga Penyelenggara Pelatihan
  6. Penyelenggara Satuan Pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat

Target Sasaran Program

Program ini menyasar berbagai pihak yang berperan penting dalam ekosistem pendidikan:

  1. Bakal Calon Kepala Sekolah (guru)
  2. Bakal Calon Pengawas Sekolah (Kepala Sekolah)
  3. Kepala Sekolah Aktif
  4. Pengawas Sekolah Aktif
  5. Kepala Tenaga Kependidikan dan tenaga kependidikan

Peran dan Tugas Aktor Program

  • Kepala Sekolah: Berperan sebagai pemimpin yang mengarahkan, mengelola, dan mengambil keputusan strategis di satuan pendidikan. Tugasnya meliputi manajerial, supervisi, dan pengembangan kewirausahaan termasuk entrepreneurship.
  • Pengawas Sekolah: Berperan sebagai coach/mentor/fasilitator/konsultan. Melaksanakan tugas fungsi pengawasan melalui kegiatan pendampingan kepada kepala sekolah untuk memastikan kualitas pembelajaran pada satuan pendidikan.
  • Kepala Tenaga Kependidikan (Kepala tenaga administrasi sekolah, Kepala laboratorium sekolah, Kepala perpustakaan sekolah) dan Tenaga Kependidikan: Berperan dalam mendukung proses pembelajaran sesuai dengan bidang tugasnya.

Komponen Program Kepemimpinan Sekolah

Program ini terdiri dari beberapa komponen utama:

  1. Pelatihan Bakal Calon Kepala Sekolah
  2. Pelatihan Bakal Calon Pengawas Sekolah
  3. Penguatan dan Pengembangan Kompetensi Kepala Sekolah
  4. Penguatan dan Pengembangan Kompetensi Pengawas Sekolah
  5. Penguatan dan Pengembangan Kepala Tenaga Kependidikan dan Tenaga Kependidikan

Model Pelatihan Integratif-Transformatif Bakal Calon Kepala Sekolah (BCKS)

Model pelatihan ini bersifat Integratif dan Transformatif.

  • Integratif: Menggabungkan berbagai aspek penting dalam kepemimpinan sekolah secara menyeluruh, meliputi dimensi kompetensi sosial, kepribadian, dan profesional. Kompetensi profesional termasuk kemampuan sebagai entrepreneur. Ini juga mengintegrasikan berbagai pendekatan pembelajaran seperti studi kasus, pemecahan masalah, pembelajaran berbasis proyek, dan refleksi dari praktik langsung di lapangan.
  • Transformatif: Pelatihan ini tidak hanya berfokus pada peningkatan kompetensi, pengetahuan, dan keterampilan teknis, tetapi juga menumbuhkan kesadaran kritis, perubahan mindset, dan pembangunan nilai-nilai kepemimpinan yang visioner, adaptif, dan berorientasi pada perubahan positif di satuan pendidikan. Bukti dari aktivitas ini dituangkan dalam rancangan proyek transformasi kepemimpinan sekolah.

Kegiatan Pelatihan

Kegiatan pelatihan BCKS meliputi dua fase utama:

  1. Belajar Mandiri (Integrasi Belajar Modul di LMS dan Studi Kasus di Sekolah Sendiri): Peserta mengkaji bahan ajar modul secara mandiri secara daring di LMS, mengerjakan tugas, dan membuat esai singkat sebagai produk belajar mandiri yang mengaitkan pengalaman/studi kasus di sekolah sendiri dengan kajian teoritis pada bahan bacaan modul LMS.
  2. Integrasi dan Transformasi Belajar di Kelas Pelatihan dan Sekolah Praktik:
    • Kelas Pelatihan: Peserta berdiskusi, berbagi studi kasus di tempat asal, menganalisis data untuk perencanaan program, dan menyiapkan kegiatan di sekolah sesuai materi/konteks.
    • Studi Kasus di Sekolah: Peserta melakukan shadowing, melihat praktik langsung Kepala Sekolah (KS), melakukan observasi pembelajaran (supervisi bersama KS), mencatat hasil studi kasus nyata, dan berdialog dengan KS mentor di sekolah.
    • Kelas Pelatihan (Refleksi): Peserta melakukan refleksi hasil shadowing dan studi kasus sekolah, presentasi, simulasi, penguatan/umpan balik, menyusun laporan singkat, dan sharing session bersama sejawat dan pengajar, diakhiri refleksi setiap sesi. Peserta juga menyusun Rencana Proyek Transformasi Kepemimpinan Sekolah.

Struktur Kurikulum Pelatihan Bakal Calon Kepala Sekolah (BCKS)

Jenis Materi No Materi Pelatihan Aktivitas Pelatihan Mandiri (JP) TM (JP) Belajar dengan KS Mentor (JP)
A. Materi Umum 1 Kebijakan Kemendikdasmen - 2 -
2 Kebijakan Pemda bidang Pendidikan - 2 -
B. Materi Pokok 1 Penguatan Kompetensi Kepribadian Kepala Sekolah (Growth Mindset dalam Penyelesaian Masalah, Keteladanan, dan Etika Kepala Sekolah) 3 7 -
2.a Pengelolaan Satuan Pendidikan (Visioning Satuan Pendidikan, Perencanaan Program Berbasis Data, Pengelolaan Sumber Daya Sekolah, Pemantauan dan Evaluasi Program) 3 18 10 (Belajar di Sekolah)
2.b Entrepreneur dalam Kepemimpinan Sekolah (Pengambilan Keputusan dalam Konteks Sekolah, Kreativitas dan Inovasi dalam Kepemimpinan) 3 10 5 (Belajar di Sekolah)
2.c Peran KS dalam Pengembangan Kompetensi GTK (Analisis Kebutuhan Pengembangan Kompetensi GTK, Identifikasi Sumber Belajar, Coaching dan Mentoring) 3 4 3 (Belajar di tempat pelatihan dengan KS mentor)
2.d Supervisi Akademik (Pembelajaran Mendalam, Perencanaan dan Pelaksanaan Supervisi Akademik, Coaching dan Umpan balik) 3 9 5 (Belajar di Sekolah)
3 Penguatan dan Pengembangan Kompetensi Sosial Kepala Sekolah (Kolaborasi dengan Murid, Guru dan Tendik, Berjejaring dengan Mitra Pendidikan) 3 7 2 (Belajar di tempat pelatihan dengan KS mentor)
4 Menyusun Rencana Proyek Transformasi Kepemimpinan sekolah - 2 -
Asesmen Awal dan Asesmen Akhir - - -
C. Materi Penunjang 1 Penjelasan Teknis Penjelasan model pelatihan integratif-tranformatif berbasis studi kasus dan shadowing. - 1 -
2 Refleksi - 4 -
3 Evaluasi Kegiatan - 1 -
JUMLAH 18 67 25

Rancangan Proyek Transformasi Kepemimpinan Sekolah

Setelah pelatihan, peserta diwajibkan memaparkan rancangan proyek transformasi kepemimpinan sekolah melalui Forum Grup Discussion (FGD) atau pertemuan ilmiah/seminar.

Tujuan kegiatan ini adalah agar peserta pelatihan mendapatkan umpan balik untuk perbaikan atau penyempurnaan proyek dari berbagai pihak. Waktu pelaksanaan FGD atau forum ilmiah/seminar sepenuhnya ditentukan oleh peserta, dan dapat dilakukan di sekolah, KKG, KKKS, MGMP, MKKS, atau kegiatan ilmiah yang lebih luas.

Bukti surat keterangan kegiatan selanjutnya digunakan untuk mengunduh e-Sertifikat BCKS pada sistem/LMS Kemendikdasmen. Surat keterangan dapat ditandatangani oleh kepala sekolah atau panitia kegiatan.

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah

Daftar Sekarang!

Search

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter